Langit berada di dalam rumah sakit tersibuk di Jakarta dengan segala bunyi dan aromanya. Meskipun semua keadaan Unit Gawat Darurat selalu sama saja, apapun rumah sakitnya. Selalu sibuk. Udara di dalam begitu sesak karena ketegangan, kekhawatiran, keputusasaan dan darah segar. Bau antiseptik, alkohol, disinfektan, darah, keringat dan amoniak bersatu memekatkan udara bergabung dengan suara sepatu bersol para perawat dan decitan roda-roda emergency stretcher. Setiap lima menit – bahkan mungkin kurang- selalu terdengar suara sirene yang melengking dan menjerit putus asa dengan kerlap-kerlip lampu merah berputar menyilaukan.
Pintu Instalasi Gawat Darurat terbuka, menuju ruang lobi berbentuk oval dengan interior yag mewah. Ada sepasang pintu kaca dan tulisan yang mempersilakan pengunjung masuk yang langsung terhubung dengan ruang tunggu dan loket penerimaan pasien. Ruang itu berbentuk persegi dan terang benderang. Di samping pintu ada seorang resepsionis berjas putih. Ia sudah separuh baya, tidak cantik dan wajahnya terlihat tenang tanpa senyum. Sepertinya resepsionis itu dipilihnya dengan tidak begitu teliti, karena keluarga pasien selalu memasang muka masam dan bingung setelah bertanya padanya. Lorong-lorong gawat darurat dipenuhi aktivitas pekerja rumah sakit yang tiada hentinya memasukkan pasien ke ruang gawat darurat, sedangkan pekerja yang lain mengeluarkan pasien yang telah mendapatkan pertolongan pertama di ruang itu untuk dipindahkan ke ruang perawatan lainya. Udara di penuhi semerbak bau antiseptik yang menerpa hidung Langit saat ia memasuki rumah sakit itu.
Ruang gawat darurat itu mempunyai jendela utama yang lebar, serta sepasang jendela lain yang berukuran lebih kecil di kanan-kirinya, yang menghadap ke taman berumput dan menyajikan pemandangan ke lorong-lorong menuju ke ruangan lainnya.
Dokter yang sedang bertugas masih muda, cantik dan ramah. Wajahnya putih, mata gelap di balik kacamata berbingkai mika. Rambutnya tergerai keriting, tapi matanya terlihat lelah. Bibirnya yang tipis tidak dipoles dengan lipstik.