Orriginal by : Mularto
Dalil hadist shahih yang menyatakan akan munculnya Al-Mahdi cukup banyak. Beberapa diantara hadits tersebut terdapat hadits yang secara tersurat (eksplisit) menyebutkan kemunculan Imam Mahdi dan lebih banyak yang lain hanya mengungkapkan identifikasinya saja.
Diantara hadits tersebut adalah dari Abu said Al khudri ra. “Rasullulah bersabda : artinya pada masa akhir umatku akan muncul Al-Mahdi. Pada waktu itu Allah menurunkan banyak hujan, bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan banyak harta, ternak,umat menjadi mulia dan dia hidup selama tujuh atau delapan tahun.” (Mustadrak al-Hakim 4:557-558). Beberapa ulama menyatakan hadits ini shahih tetapi Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya.
Kegaiban Imam Mahdi Syiah
Bagi syi’ah, Imam Mahdi adalah Muhammad bin Hassan Al-Askari yang gaib (tidak kelihatan oleh mata) tetepai senantiasa melihat kehidupan umatnya. Syiah menggunakan dalil Al-Quran surat At-taubah :105 artinya” Dan berkatalah ; “bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaan mu itu dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata”.
Dalam kitab Yanabiul Mawaddah (kitab hadits Syiah) terdapat hadits yang menyatakan kegaiban Al-Mahdi.
Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, beliau bertanya “Wahai Rasullulah, adakah Al-Qaim dari anak cucumu akan ghaib ? Rasullulah menjawab ,”Ya” lalu bersabda “ Wahai Jabir, ini adalah salah satu urusan dari urusan Allah dan salah satu rahasia dari rahasia Allah. Engkau jauhilah daripada sebuah praduga karena itu kufur” (Yanabiul Mawaddah, hal 489)
Syiah meletakkan Imam Mahdi sebagai Imam yang maksum, sama dengan rasul-rasul. Masih dalam kitab yang sama, Syeikh Sulaiman al-Balkhi (penyusun) menyebutkan sebuah hadits tentang kemaksuman Imam Syi’ah yang berjumlah dua belas (12) orang itu. Terjemahannya kira-kira begini “ Aku mendengar Rasullulah SAW dan ahlul baitnya berkata, “ pada malam aku mi’raj, Allah berfirman kepadaku : ‘lihatlah disebelah kanan Arasy. Lalu aku berpaling ke arahnya, maka aku dapati Ali, Fatimah, Hasan, Husein, Ali bin Husein, Muhammad bin Ali, Ja’far bin Muhammad, Musa bin Ja’far, Ali bin Musa, Muhammad bin Ali, Ali bin Muhammad, Hasan bin Ali dan Muhammad Al-Mahdi bin Hassan, seperti cakrawala yang berputarputar dikalangan mereka. Dan Dia berfirman : “ wahai Muhammad, mereka itulah hujjah-hujjahKu ke atas hamba-hambaKu, merekalah wasi-wasiku.” (Yanabiul mawaddah, hal 487).
Gerakan Babisme
Setelah seribu tahun menghilangnya Imam keduabelas, lahirlah gerakan Babisme 1260 H/1844 M. perkembangan gerakan ini didukung kepercayaan mesianisme Syi’ah. Bab (pintu) menuju Imam Mahdi diklaim oleh Sayyid Ali Muhammad. Namun tak jelas yang di maksud oleh Ali Muhammad, yang dimaksud Bab itu adalah pintu menuju Imam Mahdi atau Imam Mahdi itu sendiri.
Secara teologis, gerakan ini sangat dipengaruhi oleh doktrin-doktrin saikisme. Bab pada awalnya diyakinkan oleh ramalan-ramalan mesianistik yang diajukan oleh Sayyid Kazim Rasti mengenai akan munculnya mesianis setelah meninggalnya Rasti. Doktrin ajaran Saikisme terlihat dalam kaitannya dengan masalah-masalah qiyamah dan pandangannya tentang watak dan sifat wahyu yang progresif
Diantara hadits tersebut adalah dari Abu said Al khudri ra. “Rasullulah bersabda : artinya pada masa akhir umatku akan muncul Al-Mahdi. Pada waktu itu Allah menurunkan banyak hujan, bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan banyak harta, ternak,umat menjadi mulia dan dia hidup selama tujuh atau delapan tahun.” (Mustadrak al-Hakim 4:557-558). Beberapa ulama menyatakan hadits ini shahih tetapi Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya.
Kegaiban Imam Mahdi Syiah
Bagi syi’ah, Imam Mahdi adalah Muhammad bin Hassan Al-Askari yang gaib (tidak kelihatan oleh mata) tetepai senantiasa melihat kehidupan umatnya. Syiah menggunakan dalil Al-Quran surat At-taubah :105 artinya” Dan berkatalah ; “bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaan mu itu dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata”.
Dalam kitab Yanabiul Mawaddah (kitab hadits Syiah) terdapat hadits yang menyatakan kegaiban Al-Mahdi.
Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, beliau bertanya “Wahai Rasullulah, adakah Al-Qaim dari anak cucumu akan ghaib ? Rasullulah menjawab ,”Ya” lalu bersabda “ Wahai Jabir, ini adalah salah satu urusan dari urusan Allah dan salah satu rahasia dari rahasia Allah. Engkau jauhilah daripada sebuah praduga karena itu kufur” (Yanabiul Mawaddah, hal 489)
Syiah meletakkan Imam Mahdi sebagai Imam yang maksum, sama dengan rasul-rasul. Masih dalam kitab yang sama, Syeikh Sulaiman al-Balkhi (penyusun) menyebutkan sebuah hadits tentang kemaksuman Imam Syi’ah yang berjumlah dua belas (12) orang itu. Terjemahannya kira-kira begini “ Aku mendengar Rasullulah SAW dan ahlul baitnya berkata, “ pada malam aku mi’raj, Allah berfirman kepadaku : ‘lihatlah disebelah kanan Arasy. Lalu aku berpaling ke arahnya, maka aku dapati Ali, Fatimah, Hasan, Husein, Ali bin Husein, Muhammad bin Ali, Ja’far bin Muhammad, Musa bin Ja’far, Ali bin Musa, Muhammad bin Ali, Ali bin Muhammad, Hasan bin Ali dan Muhammad Al-Mahdi bin Hassan, seperti cakrawala yang berputarputar dikalangan mereka. Dan Dia berfirman : “ wahai Muhammad, mereka itulah hujjah-hujjahKu ke atas hamba-hambaKu, merekalah wasi-wasiku.” (Yanabiul mawaddah, hal 487).
Gerakan Babisme
Setelah seribu tahun menghilangnya Imam keduabelas, lahirlah gerakan Babisme 1260 H/1844 M. perkembangan gerakan ini didukung kepercayaan mesianisme Syi’ah. Bab (pintu) menuju Imam Mahdi diklaim oleh Sayyid Ali Muhammad. Namun tak jelas yang di maksud oleh Ali Muhammad, yang dimaksud Bab itu adalah pintu menuju Imam Mahdi atau Imam Mahdi itu sendiri.
Secara teologis, gerakan ini sangat dipengaruhi oleh doktrin-doktrin saikisme. Bab pada awalnya diyakinkan oleh ramalan-ramalan mesianistik yang diajukan oleh Sayyid Kazim Rasti mengenai akan munculnya mesianis setelah meninggalnya Rasti. Doktrin ajaran Saikisme terlihat dalam kaitannya dengan masalah-masalah qiyamah dan pandangannya tentang watak dan sifat wahyu yang progresif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar