Pola itu berlanjut
Pola yang (kurang lebih) sama terus berkembang pada kemunculam Ahmadiyah. Muncul pada masa kolonialisme Inggris di negara India, hingga menguat dugaan kemunculannya lebih kenuansa politis. Banyak dugaan kemunculan Mirza ghulam ahmad sebagai Al-Mahdi dibiayai oleh kolonialisme Inggris waktu itu untuk memecah belah kekuatan Islam dan melawan kekuatan Hindu disana.
Dalam kepercayaan yang dipegang Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad dipercaya sebagai Al-Mahdi yang telah dijanjikan oleh Nabi Muhammad SAW. Meskipun ada perbedaan keyakinan tentang pandangan mereka terhadap Mirza Ghulam sendiri.
Pandangan pertama, adalah kelompok yang mempercayai Mirza sebagai mujaddid (pembaharu) dan sekaligus seorang Nabi. Pandangan ini dipercayai oleh kelompok Ahmadiyah Qadian. Di Indonesia kelompok ini disebut Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) yang berpusat di Bogor.
Pandangan kedua, kelompok yang mempunyai keyakinan bahwa Mirza Ghulam hanya sebagai mujaddid (pembaharu) dari ajaran Islam. Pandangan ini dipercayai oleh kelompok Ahmadiyah Lahore. Di Indonesia kelompok ini disebut Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI) yang berpusat di Yogyakarta.
Lia Eden
Di Indonesia sendiri yang cukup menonjol adalah Jemaah Salamullah pimpinan Lia Aminuddin. Sedikit berbeda dengan pola pengakuan Imam Mahdi yang lain, Lia Aminuddin mengaku hanya sebagai perantara turunnya Imam Mahdi. Anaknya, Ahmad Mukti yang didaulatnya sebagai Imam Mahdi nantinya.
Trinitas yang diyakini umat Nasrani, juga diyakini oleh Lia. Dalam konteks yang berbeda dia menganggap didalam dirinya terdapat 3 ruh, ruh Malakat Djibril, ruh Siti Maryam, dan ruh Ibu Ahmad. Seperta halnya juga Rasullulah yang Ummi, Lia pun menyatakan sebelum perjumpaan dengan “Malaikat Djibril”, ia tak bnayak mengetahui Islam. Tokoh yang paling mempengaruhi pemikirannya adalah temannya bernama Abdul rachman,yang cukup banyak memperdalam Islam di IAIN (UIN) selain “Malaikat Djibril” tentunya.
Islam tidak sendiri
Selain Islam, agama-agama lain seperti Yahudi, Nasrani , Majusi dan Hindu juga sangat menantikan kedatangan seseorang yang bakal muncul membawa keamanan dan keadilan kepada dunia.
Orang Yahudi mazhab orthodoks percaya bahwa akan lahir Imam Mahdi dari kalangan mereka. Mereka ini disebut golongan Mesianic yaitu golongan yang percaya akan tibanya sang juru selamat. Keyakinan ini didasari oleh Kitab Perjanjian Lama, Kitab Kejadian (Genesis) 18:20
“ Bagi Ismail, Aku mendengar doanya ; Sungguh, Aku akan memberkatinya dan menjadikanya mewah dan Aku akan kembang biakkan keturunannya, Dua Belas Raja akan dilahirkannya dan Aku akan jadikannya bangsa yang besar”.
Hal ini diperkuat dalam Mazmur 37, 10-37 yang berbunyi :
“ …dan Allah akan memunculkan para wali yang akan menjadi pemilik dunia ini dan menyelesaikannya selama-lamanya”
Umat Nasrani juga sangat yakin dengan konsep Imam Mahdi ini. Meskipun konsep kepercayaan yang lebih bersifat literal dan bukan sebuah kewajiban untuk mempercayainya. Imam Mahdi yang dimaksudkan itu sebenarnya adalah Nabi Isa As sendiri. Hasilnya, pada tahun 1890 terjadilah Gerakan Taiping yang dipimpin Hung Hsiu-Chuan yang mengaku sebagai Imam-Mahdi dan sekaligus jelmaan suci Nabi Isa AS.
Konsep Imam Mahdi juga diyakini oleh umat Hindu. Dalam kitab “Veda” yaitu salah satu kitab suci dalam agama hindu, tertulis suatu ayat yang berbunyi “ Pada penghujung (umur) dunia, setelah berlaku penyelewengan dimuka bumi (muncul) seorang pemimpin yang dipanggil Mansur. Dia akan menguasai seluruh dunia, dia amat dikenali orang baik yang beriman ataupun kafir, dan apa saja yang dimintanya, Tuhan akan tunaikan”.
Pola yang (kurang lebih) sama terus berkembang pada kemunculam Ahmadiyah. Muncul pada masa kolonialisme Inggris di negara India, hingga menguat dugaan kemunculannya lebih kenuansa politis. Banyak dugaan kemunculan Mirza ghulam ahmad sebagai Al-Mahdi dibiayai oleh kolonialisme Inggris waktu itu untuk memecah belah kekuatan Islam dan melawan kekuatan Hindu disana.
Dalam kepercayaan yang dipegang Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad dipercaya sebagai Al-Mahdi yang telah dijanjikan oleh Nabi Muhammad SAW. Meskipun ada perbedaan keyakinan tentang pandangan mereka terhadap Mirza Ghulam sendiri.
Pandangan pertama, adalah kelompok yang mempercayai Mirza sebagai mujaddid (pembaharu) dan sekaligus seorang Nabi. Pandangan ini dipercayai oleh kelompok Ahmadiyah Qadian. Di Indonesia kelompok ini disebut Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) yang berpusat di Bogor.
Pandangan kedua, kelompok yang mempunyai keyakinan bahwa Mirza Ghulam hanya sebagai mujaddid (pembaharu) dari ajaran Islam. Pandangan ini dipercayai oleh kelompok Ahmadiyah Lahore. Di Indonesia kelompok ini disebut Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI) yang berpusat di Yogyakarta.
Lia Eden
Di Indonesia sendiri yang cukup menonjol adalah Jemaah Salamullah pimpinan Lia Aminuddin. Sedikit berbeda dengan pola pengakuan Imam Mahdi yang lain, Lia Aminuddin mengaku hanya sebagai perantara turunnya Imam Mahdi. Anaknya, Ahmad Mukti yang didaulatnya sebagai Imam Mahdi nantinya.
Trinitas yang diyakini umat Nasrani, juga diyakini oleh Lia. Dalam konteks yang berbeda dia menganggap didalam dirinya terdapat 3 ruh, ruh Malakat Djibril, ruh Siti Maryam, dan ruh Ibu Ahmad. Seperta halnya juga Rasullulah yang Ummi, Lia pun menyatakan sebelum perjumpaan dengan “Malaikat Djibril”, ia tak bnayak mengetahui Islam. Tokoh yang paling mempengaruhi pemikirannya adalah temannya bernama Abdul rachman,yang cukup banyak memperdalam Islam di IAIN (UIN) selain “Malaikat Djibril” tentunya.
Islam tidak sendiri
Selain Islam, agama-agama lain seperti Yahudi, Nasrani , Majusi dan Hindu juga sangat menantikan kedatangan seseorang yang bakal muncul membawa keamanan dan keadilan kepada dunia.
Orang Yahudi mazhab orthodoks percaya bahwa akan lahir Imam Mahdi dari kalangan mereka. Mereka ini disebut golongan Mesianic yaitu golongan yang percaya akan tibanya sang juru selamat. Keyakinan ini didasari oleh Kitab Perjanjian Lama, Kitab Kejadian (Genesis) 18:20
“ Bagi Ismail, Aku mendengar doanya ; Sungguh, Aku akan memberkatinya dan menjadikanya mewah dan Aku akan kembang biakkan keturunannya, Dua Belas Raja akan dilahirkannya dan Aku akan jadikannya bangsa yang besar”.
Hal ini diperkuat dalam Mazmur 37, 10-37 yang berbunyi :
“ …dan Allah akan memunculkan para wali yang akan menjadi pemilik dunia ini dan menyelesaikannya selama-lamanya”
Umat Nasrani juga sangat yakin dengan konsep Imam Mahdi ini. Meskipun konsep kepercayaan yang lebih bersifat literal dan bukan sebuah kewajiban untuk mempercayainya. Imam Mahdi yang dimaksudkan itu sebenarnya adalah Nabi Isa As sendiri. Hasilnya, pada tahun 1890 terjadilah Gerakan Taiping yang dipimpin Hung Hsiu-Chuan yang mengaku sebagai Imam-Mahdi dan sekaligus jelmaan suci Nabi Isa AS.
Konsep Imam Mahdi juga diyakini oleh umat Hindu. Dalam kitab “Veda” yaitu salah satu kitab suci dalam agama hindu, tertulis suatu ayat yang berbunyi “ Pada penghujung (umur) dunia, setelah berlaku penyelewengan dimuka bumi (muncul) seorang pemimpin yang dipanggil Mansur. Dia akan menguasai seluruh dunia, dia amat dikenali orang baik yang beriman ataupun kafir, dan apa saja yang dimintanya, Tuhan akan tunaikan”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar