Senin, Februari 06, 2012

PECI

Manusia bukan gunung, ini pepatah Rusia artinya manusia bisa berubah, begitu juga Kakek. Saya hidup dalam dunia kecil yang ruwet. Desa saya, desa Muhammadiyah. Pengajian saya pun di sore hari Muhammadiyah. Maka jadilah saya Muhammadiyah walau saya begitu mengidolakan Gus-Dur dengan mengambil gagasan-gagasan besarnya dan mengabaikan renik-renik kecilnya.
Kakek beda lagi. Ia sudah ada sebelum unsur pembaru datang ke desa kami.  Dia abangan, apa boleh buat abangan, dia memang tidak mendefinisikan seperti itu. Maka, baiknya kita perjelas, dia tidak shalat lima waktu, tapi dia pernah bertapa seperti dilakukan Gusti Kanjeng Nabi Muhammad sebelum menerima wahyu kenabiannya. Kakek juga mengajari saya berhenti makan sebelum kenyang seperti teladan Kanjeng Nabi. Dan ia pun suka tirakat seperti teman-teman saya di NU. Makan hanya umbi-umbian, cegah daging, cegah garam dan melek malam. Wisdomnya, jangan sebut keburukan orang, lupakan kebaikanmu sendiri.
Baginya agama itu hidup kalau kita sudah mengerti makna hidup, baru kita paham apa itu agama. Menurutnya, jaman susah akan berakhir segera setelah datang ratu adil pada suatu hari nanti.  Goro-goro menurut orang jawa pertanda akan datangnya perubahan alam beserta jaman. Dalam dunia wayang setelah goro-goro di tengah malam keluar Petruk, Semar, Gareng, Bagong. Mereka simbol kerakyatan.
G 30 S PKI, yang bikin bumi indonesia ini gunjang-ganjing barangkali bagian dari goro-goro itu.Pemerintahan diganti sesudahnya. Tatanan politik diubah, Pancasila dan UUD'45 di kedepankan, partai politik disederhanakan dan ketakwaan terhadap Tuhan menjadi syarat seorang menteri. Wajah Indonesia berubah cepat dan Kakek kini sembahyang, ke sana- ke mari bersafari dan berpeci, seolah takut jika tidak berpeci dianggap tidak islam. "Dari dulu sebenarnya saya juga islam," katanya. "Dari dulu saya Islam, hanya hidup belum melakoni, belum menjalankan."
Dari dulu Islam? saya tidak mengerti. Dalam pikiran saya terekam rumusan yang shalat itu santri yang tidak berarti abangan. Tetapi, belakangan saya kembali menemukan maksud Kakek, Ke Islaman bukan status being, Islam adalah status becoming.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar