Selasa, Mei 06, 2008

Tukang Gorengan Yang Makin Tersudut


Baru baru ini saya mendapat email dengan subyek "Hati-Hati Beli Gorengan di Pinggir Jalan" dari salah seorang teman. secara redaksional isinya adalah sebagai berikut :

Subject: Hati2 beli gorengan di pinggir jalan
Menurut berita dibawah ini dapat kita ambil kesimpulan :
1.. Plastik menjadikan makanan lebih crispy. 2.. Jangan2 plastik dijadikan syarat sebagai "bumbu" tukang gorengan.
Saya pribadi pernah melihat tukang gorengan menuangkan minyak dengan plastiknya (tidak seluruh kantong plastik dimasukan), tapi hanya ½ nya, pada saat mobil berhenti karena macet, sambil bingung. Tidak taunya..o.pantesan gorengan yang dipinggir jalan enak, dan jika kita coba membuat gorengan dengan bumbu yang lebih banyak dirumah, rasanya tidak semantap yang beli dipinggir jalan.
Temenku punya pengalaman juga, waktu beli pecel lele di daerah Jakarta selatan, ternyata abangnya tidak menuangkan minyak goreng yang masih diplastik ke penggorengan. Tapi malah meletakkan minyak goreng yang masih dalam plastik ke dalam penggorengan panas. Sehingga plastiknya meleleh larut dalam minyak panas baru pecel lelenya digoreng
dan hasilnya.... ......... .......... ..pecel lelenya crispy!!!!!
serem yaaaaaaaaaa



Gw termasuk yg gak setuju dengan isi dari email ini, kenapa ? Jangan pernah kita ambil kesimpulan dari hanya melihat sekilas. Seolah kita tahu dalamnya padahal kita baru tahu kulitnya aja.
Gw pernah nongkrong di tukang gorengan, mereka lakukan itu karena mereka tuh males buka ikatan plastik wadah minyak tsb, jadi minyak dan plastiknya diceburkan dalam wajan panas supaya tuh plastik bisa sobek dan minyak tumpah diwajan tsb setelah itu plastik dibuang.jadi kalaupun plastiknya gak dibuang, plastik akan terkumpul meleleh jadi satu, bukan malah kesetiap gorengan. itu klo kita berpikir secara logis.
Jadi cukuplah kita jangan ikutan menyerang orang kecil.jangan kayak Trans TV dan Trans 7 yang bisanya bikin Berita investigasi yang menyudutkan orang kecil misalnya bikin berita zat pewarna di tukang cendol, tukang bakso, tukang semangka dan banyak lagi tukang yang lain, mereka gak berani nyerang koruptor, atau bikin investigasi kemana larinya Edi tansil, Syamsul nur salim, Marimutu sinivasan DLL.
Kasihan mereka itu gak punya Humas untuk menjelaskan/ memberi pembelaan terhadap posisi meraka yang selalu dipojokkan/dimarjinalkan.
Udah selalu diusir sama Pemda (satpol PP) truz kita ikutan bikin berita yang kita forward secara berantai yang menyudtkan posisi mereka. kasihan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar