Nabi Adam As. Di beri tugas yang sangat berat oleh Tuhan di muka bumi, sebagai khalifah, tidak menjadi insan atau pun Abdullah. “Beban” ini juga harus diteruskan oleh manusia sesudahnya. Jika saja Nabi Adam juga manusia sesudahnya diberi tugah sbg insane, maka ia hanya sibuk pada eksistensi pribadinya sebagai manusia dan hal-hal lain tidak akan tampak lebih besar dari kepentingan individunya. Sedangkan kalau beliau ditugasi sebagai Abdullah atau hamba Allah, ia akan sibuk menghitung jumlah kepatuhannya terhadap Tuhan, tidak bersosialisasi dengan masyarakat dan dekat secara pribadi dengan Tuhannya.
Banyak dari kita, tidak pernah meninggalkan sholat, Puasa, dan berhaji sekedar untuk menutupi kelalaiannya terhadap tetangganya yang lapar. Sadarkah kita disini kita di uji dalam menentukan pilihan menghimpun pahala-pahala pribadi atau mendarma baktikan diri bagi proses social.
Cara-cara politis untuk menghindarkan manusia dari api neraka misalnya memakmurkan rakyat, sehingga membuat banyak orang tak menjadi penggangur dan “terpaksa” mencuri, membuat Good Governance dengan system pemerintahan terkontrol, sehingga tidak mengkondisikan pejabat untuk korup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar